Foto Ilustrasi
Wulanggitang/BaliNewsNetwork-Menurut rencana, besok, Kamis 12 September 2019, bertempat di Polres Flores Timur, penyidik Polsek Wulanggitang akan melakukan gelar perkara terhadap kasus raibnya isi brankas milik Desa Waiula, Kecamatan Wulanggitang,Kabupaten Flores Timur-NTT. Seiring dengan sentuhan aparat penegak hukum dalam proses penyelidikan tersebut, tersembur pula informas, ada oknum aparat desa yang berniat mengembalikan nominal yang hilang itu.Ada apa gerangan?
Beberapa warga desa Waiula yang ditemui BaliNewsnetwork.com di kediaman mereka, Selasa,10 September 2019 pukul 20.00 wita mengungkapkan niatan dari salah satu oknum perangkat desa bersama keluarganya itu sebagi bentuk tanggungjawabnya atas kehilangan tersebut.Oknum tersebut bersama keluarganya bahkan meminta petinggi di desa tersebut untuk secara bersama-sama bertanggungjawab mengembalikan isi brankas yang telah hilang itu.
Geliat tersebut pun mengundang tanya beberapa warga yang mengetahui akan usaha pengembalian itu. Ada apa gerangan dengan niatan itu dalam kaitannya dengan kisah raibnya uang dari brankas tersebut?
“Kami heran, apa maksud dari semuannya ini ? Geliat-geliat seperti ini, hanya mau memantik kecurigaan masyarakat ada apa dengan raibnya uang dari brankas desa itu ? Kenapa dari awal tidak ada keterbukaan dan pengakuan, namun harus membangun opini mencurigai pihak lain sampai pada pelaksanaan ritual adat dan aksi demo segala ? Kalau dari awal ada keterbukaan, pasti tidak ada lentingan tuduhan atau tudingan itu. Juga tidak akan ada ritual Hera Tada serta tidak akan ada aksi demo warga. Kampung kami ini kecil,Pak ! Gerak gerik itu bisa terbaca, namun kami tidak mau berburuk sangka, kami masih harus menunggu seperti apa hasil kerja pihak Polsek Wulanggitang. Kami masyarakat bodoh ini hanya ingin tau seperti apa kejelasan dari kisah raibnya uang dari brankas desa kami itu.Apakah memang benar uang itu dicuri atau memang hanya setingan atau skenario atas penyalahgunaan keuangan,” tandas mereka sembari minta nama mereka tidak dipublikasikan.
Menurut mereka, ritual Hera Tada yang telah dilaksanakan itu akan menampakkan atau membuka kedok siapa dalang dari peristiwa tersebut. Cepat atau lambat, tanpa sentuhan pihak penegak hukum pun, warga akan menyaksikan penyingkapan oleh kekuatan Lewo dan leluhur mereka. Sepandai-pandainya orang bermain dalam skenario pengelabuhan, toh kekuatan leluhur dan Lewotanah Watobuku tidak bisa diajak kompromi mengikuti ritme sebagaimana yang diskenariokan itu, begitulah mereka menegaskan daya magis dari ritual Hera Tada itu! (Emnir)
Editor: Rahman Sabon Nama